Pulau Pahawang itu terletak di Alamat Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Buat yang belum tahu, lokasinya sekitar 30 km dari pusat kota Bandar Lampung. Kalau dari pelabuhan Ketapang, cuma butuh sekitar 45 menit naik perahu untuk nyampe ke pulau ini.
Pas pertama kali saya ke sana, saya agak kaget sih—kok bisa ya tempat seindah ini masih jarang disorot media? Padahal jujur, pemandangannya lebih cakep dari beberapa destinasi terkenal lainnya.
Oh iya, buat yang pengin kesini, Travel titik koordinatnya: -5.672579, 105.226731. Cukup masukkan di Google Maps, nanti diarahkan langsung ke Pelabuhan Ketapang, yang jadi titik keberangkatan utama menuju Pahawang.
Daya Tarik Utama Pulau Pahawang: Bukan Cuma Soal Pantai
Yang bikin Pulau Pahawang jadi tempat wisata favorit itu sebenarnya kombinasi dari banyak hal. Pertama, air lautnya yang sebening kaca. Serius, saya bisa lihat ikan warna-warni berenang bebas bahkan tanpa harus snorkeling. Tapi ya tetep, kalau mau puas, wajib snorkeling sih.
Kedua, terumbu karangnya masih alami banget. Saya sempat tanya ke pemandu lokal, katanya sebagian besar spot snorkeling di sini belum banyak terjamah tangan manusia. Jadi, masih “perawan”, istilahnya.
Ketiga, suasana pulau ini tuh tenang. Nggak terlalu rame kayak Bali atau Lombok. Cocok banget buat healing, buat yang pengin kabur sebentar dari hiruk-pikuk kota.
Pengalaman Snorkeling di Pahawang: Gagal Move On, Jujur!
Waktu saya pertama kali snorkeling di Pahawang, saya langsung nyesel… nyesel kenapa baru sekarang nyobain! Bayangin aja, saya ngambang di permukaan laut, di bawahnya terumbu karang warna-warni dan ikan-ikan kecil yang ramah banget.
Salah satu spot favorit saya adalah di sekitar Pulau Pahawang Kecil. Banyak banget nemo alias clownfish di situ. Kadang-kadang mereka bahkan berenang mendekat loh. Rasanya kayak lagi di film “Finding Nemo”, asli!
Saran saya, bawa action cam yang tahan air. Karena kalau udah nyemplung, pasti pengin rekam semua momen. Oh iya, jangan sampai menyentuh atau merusak karang ya. Tetap jaga ekosistemnya.
Perbedaan Pulau Pahawang Besar dan Kecil: Sama-Sama Menawan
Pulau Pahawang itu terbagi jadi dua bagian utama: Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Meskipun namanya hampir sama, pengalaman di kedua tempat ini bisa beda banget.
Di Pahawang Besar, kita bisa menginap karena ada beberapa homestay milik warga lokal. Suasananya lebih “desa” dan tenang, cocok buat yang pengin menginap semalam atau dua malam.
Sementara itu, Pahawang Kecil lebih sering dijadikan spot snorkeling dan berfoto. Di sini ada juga spot pasir timbul yang kece banget pas air laut lagi surut. Jadi, kita bisa jalan kaki di atas pasir di tengah laut. Kapan lagi coba?
Pasir Timbul di Pahawang: Spot Instagramable Banget
Salah satu highlight dari Pahawang yang nggak bisa dilewatkan itu adalah Pasir Timbul. Jadi, ini semacam gundukan pasir putih yang muncul pas laut lagi surut.
Pasir ini menghubungkan Pahawang Besar dan Kecil. Waktu pertama kali lihat, saya langsung ambil kamera. Background langit biru, air jernih, dan pasir putih beneran bikin hasil fotonya auto aesthetic!
Tapi ingat, pasir timbul ini cuma muncul beberapa jam aja, biasanya pagi atau sore tergantung pasang surut. Jadi, pastikan tanya dulu ke guide kapan waktu terbaik untuk ke sana.
Cara Menuju Pulau Pahawang: Panduan Lengkap Buat Pemula
Kalau kamu dari luar Lampung, langkah pertama tentu ke Bandar Lampung dulu. Bisa lewat jalur darat atau naik pesawat ke Bandara Radin Inten II.
Dari Bandar Lampung, kamu tinggal naik kendaraan (mobil atau ojek online juga bisa) ke Pelabuhan Ketapang, yang terletak di Pesawaran. Perjalanannya sekitar 1–1,5 jam, tergantung kondisi lalu lintas.
Setelah itu, tinggal sewa kapal kecil (biasanya paket wisata udah include perahu). Kapal ini akan membawa kamu langsung ke Pahawang dalam waktu kurang lebih 45 menit. Gampang, kan?
Paket Wisata dan Biaya: Nggak Mahal, Tapi Bikin Kaya Pengalaman
Nah, ini bagian yang paling banyak ditanyain orang. “Mahal nggak sih ke Pahawang?”
Jawabannya: relatif terjangkau, apalagi kalau bareng temen-temen. Rata-rata, paket wisata Pahawang untuk dua hari satu malam itu mulai dari Rp350.000 sampai Rp550.000 per orang. Udah termasuk transportasi dari pelabuhan, makan 3 kali, penginapan, snorkeling, dan dokumentasi underwater. Murah banget dibanding destinasi laut lainnya di Indonesia.
Kalau kamu mau lebih hemat, bisa juga sewa kapal dan penginapan secara mandiri. Tapi menurut saya, ikut paket itu jauh lebih praktis, apalagi kalau baru pertama kali ke sana.
Penginapan di Pahawang: Sederhana Tapi Nyaman
Namanya juga pulau, jadi jangan bayangkan hotel bintang lima ya. Tapi justru di situlah letak keunikannya.
Homestay di Pulau Pahawang biasanya dikelola langsung oleh penduduk lokal. Walaupun fasilitasnya sederhana, tapi bersih dan nyaman kok. Bahkan saya sempat ngobrol sama pemilik homestay, dan beliau dengan ramah ngasih saya kopi pagi sambil cerita sejarah pulau ini. Berasa nginep di rumah nenek di kampung.
Rata-rata harga homestay itu sekitar Rp150.000–Rp250.000 per malam, tergantung fasilitas. Ada juga beberapa yang sudah dilengkapi AC dan kamar mandi dalam.
Waktu Terbaik ke Pahawang: Biar Perjalanan Nggak Gagal
Penting banget untuk milih waktu yang tepat kalau mau ke Pulau Pahawang. Idealnya, kunjungi antara April hingga Oktober, karena cuaca biasanya cerah dan laut tenang.
Saya pernah nekat datang bulan Desember, dan harus rela batal snorkeling karena ombaknya lumayan tinggi. Jadi, pastikan pantau cuaca dan hindari musim hujan, ya.
Biasanya, long weekend juga rame banget. Kalau kamu lebih suka ketenangan, coba pilih hari biasa. Dijamin lebih puas eksplor!
Tips Pribadi Buat yang Mau ke Pahawang
Nah, ini beberapa tips berdasarkan pengalaman saya pribadi:
Bawa obat anti mabuk laut kalau kamu gampang pusing naik perahu.
Jangan lupa sunblock! Kulit bisa belang parah kalau nggak.
Pakai sandal gunung atau sandal anti slip. Beberapa spot agak licin.
Siapkan uang cash. Di pulau nggak ada ATM, jadi jangan harap bisa tarik tunai.
Bawa botol minum sendiri. Selain hemat, juga bantu kurangi sampah plastik.
Keunikan Budaya dan Kehangatan Warga Lokal
Selain alamnya yang cantik, saya juga jatuh hati sama keramahan warga lokal. Mereka selalu menyambut tamu dengan senyum dan sapaan hangat. Kadang mereka juga ngajak ngobrol sambil cerita sejarah pulau ini.
Saya sempat ikut bantu ibu-ibu lokal masak ikan bakar di homestay. Mereka ngajarin resep bumbu khas Lampung yang katanya udah turun-temurun. Rasanya? Uenak poll!
Ini hal yang jarang kita dapat di tempat wisata lain—interaksi manusia yang tulus dan berkesan.
Kesadaran Lingkungan di Pahawang: Harus Kita Jaga Bareng
Meskipun Pulau Pahawang itu cantik banget, tapi jujur saya sempat sedih lihat ada beberapa sampah plastik nyangkut di pantai. Ini jadi pengingat juga buat kita semua untuk selalu bawa pulang sampah sendiri dan jaga kelestarian lingkungan.
Beberapa komunitas lokal udah mulai aktif kampanye bersih-bersih dan edukasi wisatawan. Jadi, yuk bantu mereka dengan jadi wisatawan yang peduli!
Apa yang Membuat Pulau Pahawang Layak Dikunjungi?
Jadi, kalau ditanya, “Kenapa harus ke Pahawang?”
Saya akan jawab: karena ini tempat yang nggak hanya menyegarkan mata, tapi juga menyejukkan hati. Di sana kita bisa lihat laut sebening kaca, interaksi tulus dengan penduduk, dan merasakan hidup yang lebih pelan tapi bermakna.
Buat saya pribadi, Pulau Pahawang bukan cuma tempat wisata—tapi juga tempat belajar. Belajar mencintai alam, menghargai kesederhanaan, dan menikmati hidup dengan cara yang lebih tenang
Baca Juga Artikel Berikut: Curug Putri Bogor: Surga Tersembunyi yang Wajib Kamu Jelajahi