Jujur aja ya, waktu teman saya nyeletuk, “Ayo ke Air Terjun Berambai akhir pekan ini,” saya jawab dengan ekspresi datar. Saya bukan orang yang gampang tergoda dengan ajakan mendadak, apalagi kalau harus nanjak, nyasar, atau baju basah-basahan di Travel ini. Tapi dia ngotot, katanya tempat ini belum banyak yang tahu, pemandangannya keren abis, dan yang paling bikin saya akhirnya luluh: “Nggak rame kayak tempat wisata biasa.”
Akhirnya, kami sepakat berangkat hari Sabtu pagi. Saya sempat googling dulu malamnya. Gak banyak info, dan justru itu bikin saya makin penasaran. Saya pikir, “Ya udah lah, paling enggak saya bisa cerita pengalaman baru. Kalau zonk pun, jadi pelajaran.”
Perjalanan ke Lokasi: Akses ke Air Terjun Berambai, Agak Ribet Tapi Worth It
Nah, ini bagian yang agak tricky. Jadi Air Terjun Berambai ini terletak di daerah Kalimantan Selatan, tepatnya di kawasan Desa Berambai, Banjarbaru. Dari kota Banjarbaru, kami naik motor sekitar 40 menit. Jalanan awalnya masih bagus, aspal mulus Kumparan. Tapi masuk ke wilayah desa, jalannya mulai menantang. Aspal jadi kerikil, terus tanah merah, terus… semak-semak. Saya sempat mikir, “Ini beneran jalannya? Gak nyasar, kan?”
Untungnya, warga lokal ramah banget. Kami sempat berhenti tanya ke ibu-ibu yang lagi jemur pakaian, dan dia dengan sabar ngasih arahan, “Lurus aja sampai ketemu jembatan kecil, habis itu ada pos. Parkir di situ, lanjut jalan kaki.”
Dan bener. Setelah parkir di dekat rumah warga (parkir seikhlasnya), kami lanjut trekking sekitar 15-20 menit. Jalurnya naik turun, kadang licin karena lembab. Tapi pas suara gemuruh air mulai terdengar dari kejauhan, capeknya mulai sirna.
Keindahan Air Terjun Berambai yang Nggak Bisa Dijelasin Pakai Foto Doang
Akhirnya… kami sampai.
Dan saya diem.
Serius, diem.
Di depan saya terbentang air terjun bertingkat dengan air jernih kebiruan, jatuh bebas dari bebatuan hitam yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun. Udara segar, embun air tipis-tipis nyiprat ke muka. Suaranya… adem banget.
Air terjun ini nggak terlalu tinggi, tapi alirannya cukup deras. Di bawahnya ada kolam alami yang tenang, cocok banget buat nyebur atau sekadar rendam kaki. Teman saya langsung buka sepatu, teriak, “Masuk, Brooo!”
Saya awalnya ragu (karena airnya dingin banget!), tapi akhirnya ikut nyebur juga. Dan ya ampun, semua rasa capek, pegal, dan malas langsung ilang. Ini sih bukan cuma air terjun, ini tempat buat healing beneran.
Mengapa Air Terjun Berambai Layak Jadi Wisata Favorit?
Dari pengalaman itu, saya bisa bilang: Air Terjun Berambai punya semua syarat buat jadi destinasi favorit.
Kenapa?
Alami banget. Nggak ada bangunan beton norak. Cuma alam dan kamu.
Masih sepi. Nggak kayak air terjun viral yang penuh tenda dan sampah.
Spot foto keren. Dari berbagai sudut, fotonya tetap kelihatan estetik.
Harga terjangkau. Alias gratis! Cuma bayar parkir seikhlasnya.
Selain itu, warga lokal juga mulai sadar potensi wisata ini. Beberapa mulai jualan minuman ringan dan makanan kecil di dekat parkiran. Tapi ya, kalau kamu tipe picky eater, mending bawa bekal sendiri.
Tips Kunjungan ke Air Terjun Berambai Biar Gak Salah Langkah
Oke, setelah ngalamin langsung, saya punya beberapa tips penting nih buat kamu yang mau ke sana:
Datang pagi hari, biar nggak kepanasan dan bisa puas main air.
Pakai sandal gunung atau sepatu trekking, jangan nekat pakai flat shoes atau sandal jepit.
Bawa baju ganti, karena kemungkinan besar kamu bakal tergoda nyebur.
Jangan buang sampah sembarangan, bawa trash bag kecil aja biar gampang.
Ajak teman, minimal dua orang. Selain lebih seru, juga buat jaga-jaga kalau ada kendala.
Bawa powerbank, karena sinyal kadang timbul tenggelam, dan kamu pasti bakal banyak ambil foto/video.
Saya juga sempat bawa drone mini, dan view dari atas bener-bener… wow. Tapi ya hati-hati, karena banyak pohon tinggi, pastikan kamu udah cek lokasi sebelum terbangin.
Tantangan di Air Terjun Berambai: Gak Semua Hal Mudah, Tapi Semua Bisa Dinikmati
Yup, saya gak akan bohong. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan mental juga:
Akses yang masih terbatas, apalagi kalau hujan. Jalur bisa licin parah.
Belum banyak fasilitas, jadi jangan berharap ada kamar mandi bersih atau warung makan lengkap.
Sinyal lemah, terutama kalau kamu pengguna provider tertentu.
Tapi, justru itu yang bikin pengalaman makin berkesan. Karena semuanya terasa lebih jujur, lebih dekat dengan alam, dan gak ada distraksi dari dunia digital. Saya sempat ngobrol sama pengunjung lain yang juga baru pertama ke sana, dan dia bilang, “Saya jarang nemu tempat begini sekarang. Di tempat lain udah keburu dikomersialisasi.”
Pelajaran yang Saya Petik Setelah Kunjungan ke Air Terjun Berambai
Kadang, keindahan itu nggak selalu instan. Harus dicari. Harus dicapai dengan usaha.
Air Terjun Berambai ngajarin saya buat melambat, merasakan tiap langkah, dan menghargai alam yang belum tersentuh. Saya juga belajar, kadang tempat paling indah adalah yang belum viral. Yang belum terlalu dirusak ego manusia.
Dan ya, saya belajar bahwa jalan yang berat sering kali membawa kita ke tempat paling indah. Literally.
Kalau Kamu Suka Alam, Kamu Harus Coba ke Sini Sekali Seumur Hidup
Saya tahu, masih banyak air terjun di Indonesia yang memesona. Tapi Air Terjun Berambai punya aura yang beda. Tenang, jujur, dan menyembuhkan.
Kalau kamu lagi stres, lagi burn out, atau sekadar pengen jauh dari hiruk-pikuk kota, datanglah ke sana. Siapkan waktu, energi, dan mental. Dan biarkan alam menyambutmu dengan pelukan gemuruh air dan hijau yang menyegarkan mata.
Saya udah pernah ke sana. Dan saya yakin, saya bakal balik lagi.
Air Terjun Berambai dan Potensi Ekowisata: Bisa Jadi Sumber Penghidupan Warga
Waktu saya duduk-duduk di bebatuan pinggir aliran air, saya kepikiran satu hal: potensi wisata lokal tuh gede banget kalau dikelola dengan bijak.
Air Terjun Berambai ini bisa banget dijadikan ekowisata — bukan hanya untuk wisatawan, tapi juga sebagai sumber ekonomi warga sekitar. Saya sempat ngobrol sebentar dengan seorang bapak yang jualan es kelapa di dekat parkiran. Katanya, “Sekarang mulai banyak yang datang, jadi saya manfaatin buat bantu jualan.”
Tapi yang saya suka, beliau bilang juga: “Asal jangan rusak alamnya, itu aja.”
Dan itu jadi pengingat banget buat saya. Kadang, kalau tempat wisata udah viral, bukannya makin bagus, malah makin berantakan. Muncul kafe-café gak jelas, tumpukan sampah, lalu pengunjung yang asal datang tanpa peduli lingkungan. Nah, Air Terjun Berambai masih alami banget, dan mudah-mudahan bisa tetap terjaga sambil tetap menghidupi masyarakat sekitar.
Kalau pihak desa bisa kolaborasi dengan pemerintah setempat untuk:
membuat jalur trekking yang aman,
bikin papan petunjuk sederhana,
sediakan tempat sampah (tapi tanpa bangunan beton aneh),
maka pengunjung nyaman, warga pun bisa dapat manfaat ekonomi, dan alam tetap terlindungi. Win-win banget, kan?
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Menikmati Keindahan Terasering Panyaweuyan: Surga Sawah Bertingkat di Priangan Timur disini