Gue pernah berpikir bahwa dingin itu cuma masalah “menggigil”. Tapi itu sebelum gue ngalamin sendiri yang namanya hipotermia — pengalaman Health yang sampai sekarang masih bikin gue merinding, bukan karena kedinginan, tapi karena takut. Tulisan ini bukan teori. Ini cerita gue, lengkap dengan panik, salah langkah, sampai akhirnya gue belajar cara menghadapi hipotermia. Dan gue nulis ini karena gue tahu, bisa jadi suatu hari lo atau temen lo ngalamin hal serupa.
Apa Itu Hipotermia? (dan Kenapa Lo Gak Boleh Remehin Ini)
Oke, kita mulai dari dasar dulu ya. Hipotermia itu kondisi saat suhu tubuh lo turun drastis di bawah 35°C. Normalnya suhu tubuh manusia itu sekitar 36,5°C–37°C. Tapi saat lo kena hujan, kena angin dingin, atau terjebak di tempat dingin (kayak di gunung atau laut), tubuh lo bisa kesulitan mempertahankan panas. Dan saat suhu tubuh drop… itu bukan cuma soal “dingin”—itu bisa bikin organ vital lo berhenti kerja siloams hospitals.
Waktu itu gue pikir, “Ah, cuma kedinginan. Nanti juga hangat lagi.” Ternyata, itu kesalahan besar. Kalau lo biarin, hipotermia bisa bikin jantung lo melambat, napas makin dangkal, bahkan hilang kesadaran. Dan yang lebih gawat: kalau udah parah, tubuh lo malah berhenti menggigil.
Jadi, ya… ini bukan sekadar dingin. Ini dingin yang bisa membunuh.
Gejala Awal Hipotermia yang (Sumpah) Gampang Diabaikan
Ini bagian yang paling tricky. Banyak orang gak sadar kalau mereka mulai kena hipotermia. Apalagi kalau lo lagi aktif jalan, manjat, atau naik gunung—lo mungkin ngerasa lo masih kuat, padahal tubuh lo udah ngasih sinyal bahaya.
Berikut gejala-gejala awal hipotermia yang pernah gue alami langsung:
Menggigil hebat (yang gak berhenti bahkan setelah pake jaket tebal)
Jari-jari mulai mati rasa
Ngomong mulai pelo (gue sendiri gak sadar pas temen gue bilang, “Eh, lo ngomong apaan sih barusan?”)
Gerakan makin lambat dan gak presisi
Sulit berpikir jernih
Napas jadi berat dan pendek-pendek
Bingung tapi merasa “masih bisa lanjut”
Waktu itu di gunung, gue ngerasa kayak jadi “robot dingin”—gue jalan tapi gak sadar langkah gue ngawur, malah nyaris jatuh beberapa kali. Dan yang parah, pas gue mulai berhenti menggigil, gue ngerasa aneh… kayak tubuh gue pasrah. Itu ternyata gejala hipotermia tingkat lanjut.
Pengalaman Nyaris Kena Hipotermia di Gunung (Bukan Cerita Hebat, Tapi Cerita Bertahan Hidup)
Gue ceritain secara jujur ya. Ini sekitar tahun 2018, gue naik gunung sama beberapa temen. Gunungnya gak terlalu tinggi—masih under 3000 mdpl. Kita optimis. Persiapan? Ya… setengah matang. Gue cuma bawa sleeping bag tipis, jaket satu, dan gak bawa baju ganti karena mikir “Ah, hemat space aja.”
Kesalahan fatal: kita kena hujan badai di malam kedua. Tenda bocor. Jaket gue basah. Baju dalem lembap. Gak ada yang benar-benar kering. Malam itu suhunya turun drastis. Sekitar 6–7 derajat, tapi efek angin dan kelembapan bikin terasa kayak 2 derajat.
Jam 2 pagi gue kebangun karena menggigil parah. Gigi gemeletuk, badan ngerasa kayak disetrum tiap detik. Temen gue liat tangan gue mulai kebiruan. Gue panik tapi gak bisa ngomong lancar. Pas mereka kasih air hangat, tangan gue gak bisa megang gelasnya. Dari situ kita sadar: gue udah di ambang hipotermia berat.
Untungnya salah satu dari kami punya emergency blanket dan kopi sachet. Kita buru-buru bikin api kecil (yang susah banget karena kayu lembap), gantiin baju gue dengan yang kering (meski harus minjem jaket satu-satunya temen), dan bungkus gue pakai semua sleeping bag yang ada.
Butuh sekitar 1 jam sebelum gue bisa ngomong lancar lagi dan berhenti gemetar. Itu momen di mana gue ngerasa: hidup gue bisa kelar kalau kita telat dikit aja.
Kenapa Hipotermia Itu Sangat Berbahaya (Dan Bukan Cuma di Gunung!)
Nah ini penting banget: hipotermia bukan cuma terjadi di gunung. Lo bisa kena saat:
Terjebak hujan deras tanpa pelindung yang cukup
Berenang terlalu lama di laut dingin
Kena AC ekstrem pas tubuh lelah
Kecelakaan mobil di daerah dingin
Bahkan saat lo tidur di ruangan lembap dan dingin tanpa selimut tebal
Yang bikin hipotermia bahaya adalah karena otak lo pelan-pelan “mati rasa”—dan itu bikin lo gak sadar kondisi lo udah parah. Makanya banyak korban hipotermia ditemukan dalam posisi aneh—kayak lepasin pakaian atau jalan ngawur ke arah yang salah.
Tips Praktis Menghadapi (dan Mencegah) Hipotermia
Berdasarkan pengalaman dan riset gue setelah kejadian itu, ini beberapa tips nyata yang bisa bantu lo menghindari hipotermia:
Pakai lapisan (layering)
Jangan cuma satu jaket tebal. Gunakan sistem 3 lapis: base layer (keringat cepat kering), insulasi (fleece atau down), dan outer (anti angin/air).Selalu bawa baju ganti kering
Ini vital. Basah = bahaya.Perhatikan tanda awal
Begitu lo mulai menggigil atau ngomong gak jelas, jangan tunggu. Segera cari kehangatan.Bawa emergency blanket
Ini ringan banget dan bisa nyelamatin nyawa. Serius.Minum hangat dan makan karbohidrat cepat
Gula atau kopi bisa bantu tubuh ngeluarin energi cepat.Jangan tidur dalam keadaan basah atau lapar
Malam adalah waktu paling rawan kena hipotermia.Kalau temen mulai aneh tingkahnya, waspada!
Hipotermia sering menyerang tanpa korban sadar. Lo harus jadi mata dan telinga untuk tim.
Pelajaran yang Gue Petik (Dan Kenapa Lo Harus Peduli)
Gue gak sok jadi survival expert. Tapi setelah ngalamin sendiri, gue sadar satu hal: persiapan kecil bisa bikin perbedaan antara hidup dan mati.
Banyak orang naik gunung buat gaya. Buat feed Instagram. Tapi lupa bahwa alam gak peduli seberapa estetik foto lo. Gue juga pernah remehkan itu. Sampai malam itu.
Sekarang gue selalu ngecek ulang gear sebelum naik gunung. Gue ngajarin adik gue soal layering dan pentingnya kaos kaki kering. Bahkan buat camping santai pun, gue gak pernah lupa bawa emergency gear.
Dan yang paling penting? Gue belajar buat dengerin tubuh sendiri. Kalau badan bilang “ini udah gak nyaman”, jangan sok kuat. Lo bisa nyelamatin diri lo dan temen lo dengan ngaku bahwa lo butuh bantuan.
Dingin Itu Bisa Mematikan—Tapi Lo Bisa Lawan dengan Pengetahuan
Lo gak harus pernah naik gunung buat belajar tentang hipotermia. Tapi kalau lo pernah atau akan masuk ke alam, atau bahkan cuma lagi musim hujan ekstrem… lo wajib tahu ini.
Gue tulis ini panjang-panjang karena gue tahu, konten kayak gini kadang susah dicari yang bener-bener cerita dari pengalaman. Bukan cuma teori buku. Dan siapa tahu, cerita ini bisa bantu lo suatu hari nanti.
Ingat, hipotermia itu diam-diam. Gak dramatis kayak film. Tapi ketika datang, dia bisa ambil nyawa lo pelan-pelan. So, stay dry, stay warm, and stay aware.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Mengatasi Stres Sehari-hari Tips untuk Meningkatkan Kesehatan Emosional disini