Barito Putera: Cinta, Sejarah, dan Kekuatan dari Bumi Borneo 2025

Barito Putera

Gue masih ingat jelas, sekitar tahun 2004, sore-sore gerimis di Banjarmasin. Gue nongkrong di warung kopi pinggir lapangan, bau tanah basah bercampur aroma kopi hitam bikin suasana makin syahdu. Di pojokan warung, ada TV tabung 14 inci yang burem setengah mati, tapi tetap jadi pusat perhatian. Lagi-lagi Liga Indonesia. Nggak banyak yang heboh, tapi tiba-tiba mata gue terpaku. Sebuah tim dengan jersey kuning-hitam mencuri perhatian — mainnya garang, ngotot, tapi tetap rapi. Di situlah untuk pertama kalinya hati gue nempel ke satu nama: Barito Putera.

Sejak saat itu, klub Sport ini kayak punya magnet. Meski nggak selalu jadi juara, tapi mereka punya karakter kuat. Klub ini mewakili semangat Kalimantan Selatan — keras, tegas, tapi penuh solidaritas.

Sejarah Barito Putera: Dari Klub Kecil Hingga Jadi Ikon Kalimantan

Barito Putera Terperosok ke Jurang Degradasi, 3 Pertandingan Sisa Menj... - Bakabar.com

Buat lo yang belum tahu, PS Barito Putera berdiri tanggal 21 April 1988. Pendiriannya digagas oleh H. Abdussamad Sulaiman HB, seorang pengusaha dan tokoh olahraga Banua. Bukan hal mudah ngebentuk klub profesional di luar Pulau Jawa, apalagi saat itu sepak bola Indonesia masih terpusat di Jawa dan Sumatera.

Tapi Barito Putera nggak main-main. Mereka langsung ikut kompetisi Galatama, yang waktu itu setara kayak liga profesional. Tahun 1994, saat Galatama dan Perserikatan digabung jadi Liga Indonesia, Barito langsung jadi peserta utama. Bahkan di musim 1994/1995, mereka tembus semifinal, dikalahkan Persib Bandung waktu itu. Buat tim seumur jagung, itu prestasi luar biasa wikipedia.

Tahun-tahun selanjutnya Barito sempat naik-turun. Tahun 2003 mereka degradasi ke Divisi I, bahkan sempat main di Divisi II pada 2004. Tapi mereka bangkit. Tahun 2008 promosi ke Divisi Utama, dan akhirnya tahun 2013 kembali ke kasta tertinggi Liga 1. Jadi ya, cerita Barito tuh kayak sinetron: jatuh, bangkit, jatuh lagi, terus bangkit lebih kuat. #mentaljuara

Gimana Kekuatan Barito Putera di Mata Tim Lain?

Gue pernah ngobrol sama temen gue yang ngefans sama Persija. Dia bilang, “Main lawan Barito itu kayak main di medan penuh ranjau. Gak bisa teledor.” Gue setuju. Meski secara materi pemain kadang nggak se-wow tim papan atas, tapi Barito punya teamwork yang kuat.

Beberapa musim terakhir, kekuatan Barito lebih bertumpu ke kolektivitas. Nggak banyak bintang, tapi solid. Mereka kuat di lini tengah, sering ngandelin kecepatan sayap dan pressing agresif. Dan jangan lupakan satu hal: Stadion Demang Lehman itu angker buat tim lawan. Dukungan suporter Banua bikin atmosfernya tegang, panas, dan bikin pemain lawan nggak nyaman.

Tim-tim besar pun ogah jumawa kalau tandang ke kandang Barito. Bahkan beberapa pelatih top Liga 1 bilang kalau Barito adalah tim “pembunuh raksasa”. Tim ini bisa bikin kejutan kapan aja, terutama kalau lagi ngunci taktik 4-2-3-1 atau 4-3-3-nya.

Apakah Barito Putera Jadi Ancaman Serius?Penyebab Barito Putera Resmi Pecat sang Pemain : Okezone Bola

Well, ini pertanyaan menarik. Jawabannya: iya, dan enggak. Tergantung musimnya.

Musim 2023/2024 misalnya, Barito lumayan tampil konsisten. Nggak selalu di papan atas, tapi mereka selalu nyusahin lawan. Sering banget hasil pertandingan Barito ditentukan di 10 menit terakhir — entah gol penyama atau malah comeback.

Mereka mungkin belum stabil banget buat jadi kontender juara, tapi sebagai dark horse, Barito Putera jelas ancaman. Lo nggak bisa ngeremehin tim yang punya spirit Banua, punya akademi kuat, dan pelatih lokal yang ngerti karakter pemainnya.

Kalau manajemen bisa mempertahankan inti skuad dan tambah amunisi di beberapa posisi, menurut gue mereka bisa banget bersaing di 5 besar Liga 1.

Skuad Utama Barito Putera Musim Ini

Gue suka ngikutin skuad mereka. Nggak selalu pemain terkenal, tapi banyak yang underrated. Musim 2024/2025 ini ada beberapa nama yang wajib lo perhatiin:

  • Bayu Pradana – gelandang veteran, motor tim.

  • Rizky Pora – ikon klub, sayap kiri lincah, jago umpan silang.

  • Bagas Kaffa – bek kanan muda yang makin matang.

  • Mike Ott – gelandang serang asal Filipina yang kreatif.

  • Saddil Ramdani (kalo resmi gabung) – bisa jadi senjata baru di sayap.

Kunci kekuatan mereka di musim ini ada di lini tengah. Formasi 4-3-3 yang mereka pake cukup fleksibel buat berubah jadi 4-2-1-3 saat menyerang. Itu bikin Barito bisa adaptif dan bikin kejutan di banyak laga.

Prestasi Barito Putera yang Layak Diapresiasi

Memang, mereka belum pernah juara Liga 1. Tapi jangan salah, ada prestasi penting yang layak kita apresiasi:

  • Semifinal Liga Indonesia 1994/1995 – pencapaian tertinggi mereka.

  • Juara Divisi I 2008/2009 – titik balik kebangkitan dari keterpurukan.

  • Konsisten bertahan di Liga 1 sejak 2013 – itu nggak mudah buat tim non-Jawa.

Selain itu, mereka juga rajin nyumbang pemain ke Timnas. Dari era lama kayak Fachri Husaini, sampai sekarang kayak Bagas Kaffa. Bahkan Rizky Pora sempat jadi langganan Timnas senior.

Kenapa Barito Putera Dicintai Supporternya?

Gue udah pernah nonton langsung di Stadion 17 Mei dan Stadion Demang Lehman. Suasananya beda. Supporter Barito, terutama Barito Mania (Bartman), punya loyalitas yang nggak bisa dianggap remeh. Mereka nggak butuh klub juara buat setia. Mereka butuh klub yang mau berjuang.

Itu yang bikin Barito disayang. Klub ini deket sama masyarakat. Gak jarang pemainnya nongkrong bareng warga, latihan terbuka, sampai kegiatan sosial. Bahkan beberapa pemain Barito tuh asli Banua. Ini penting, karena fans suka lihat darah daerahnya sendiri main di lapangan.

Dan satu lagi, klub ini nggak neko-neko. Gak suka drama, gak banyak konflik internal yang terekspos ke media. Stabil dan kalem, itu yang bikin fans nyaman dan bangga.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Barito Putera?

Banyak. Tapi yang paling penting adalah konsistensi dan semangat bertahan di tengah keterbatasan.

Barito nggak punya anggaran segede Persib atau Bali United. Tapi mereka bisa tetap eksis, bahkan menelurkan pemain-pemain berbakat. Mereka punya akademi kuat, salah satu yang terbaik di Indonesia.

Lo bisa lihat pemain-pemain muda mereka bukan cuma numpang lewat. Banyak yang berkembang dan langsung bersaing di tim utama. Ini bukti manajemen mereka punya visi jangka panjang.

Dan yang paling berkesan buat gue: mereka gak ngemis eksistensi. Nggak perlu gimmick, nggak perlu ngemis spotlight di media sosial. Cukup dengan kerja keras, loyalitas fans, dan semangat khas Banua.

Barito Itu Lebih dari Sekadar Klub

Buat gue pribadi, Barito Putera itu semacam pengingat. Bahwa dalam hidup, lo bisa jatuh dan diremehkan berkali-kali, tapi kalau lo punya semangat dan orang-orang yang mendukung, lo bisa bangkit lagi.

Barito itu bukan sekadar klub sepak bola. Mereka adalah simbol perjuangan masyarakat Kalimantan Selatan yang kadang terlupakan tapi terus berdiri dengan kepala tegak.

Kalau lo belum pernah nonton pertandingan Barito, coba deh sekali-sekali sempetin. Rasain atmosfernya. Pasti lo bakal ngerti kenapa klub ini punya tempat spesial di hati para supporter-nya.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Fafage Vamos: Tim Futsal yang Siap Mengguncang Liga Indonesia 2025 disini

Author